0
Home  ›  Kisah  ›  PAI  ›  SD  ›  Tokoh

Biografi Singkat Sunan Kalijaga

Biografi Singkat Sunan Muria

Biografi Singkat Sunan Kalijaga

Setelah Biografi Singkat Sunan Kalijaga

Biografi Wali Songo yang terakhir adalah Biografi Singkat Sunan Kalijaga. Sebelum menjadi penyebar agama Ä°slam, Sunan Kalijaga sering melakukan tindakan kekerasan, mulai dari berkelahi hingga merampok saat remaja. Tindakan yang dilakukan Sunan Kalijaga membuat ayahnya malu dan mengusirnya. Namun, Sunan Kalijaga tetap melakukan tindakan tersebut. Hasil dari tindakan tersebut dibagikan kepada masyarakat miskin.

A. Biografi Sunan Kalijaga

Raden Said atau Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatikta. Kakeknya bernama Aria Teja atau Abdurrahman, seorang keturunan Arab yang bersambung silsilahnya dengan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW. Raden Said dididik dalam lingkungan keluarga ibunya, Putri Nawangarum berasal dari keluarga Bupati Tuban. Pemahamannya tentang sastra Jawa membuatnya mahir dan kelak menyampaikan dakwah melalui seni budaya.

Biografi Singkat Sunan Kalijaga
Ilustrasi Sunan Kali Jaga

Di usia remaja, Sunan Kalijaga tumbuh menjadi ilmuan silat dan remaja yang kontroversi di mata orang Tuban. Sunan Kalijaga banyak bergaul dengan rakyat jelata meskipun ia merupakan seorang dari putra bangsawan. Setelah sekian lama bergaul dengan rakyat jelata, ternyata Sunan Kalijaga menyaksikan tindakan korupsi para pejabat pemerintahan yang memungut upeti kepada rakyat jelata. Melihat kondisi ini, Raden Said melakukan perampokan terhadap para pejabat yang sewenang-wenang atas kekuasaannya. Kemudian hasil rampokannya ia berikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Apa yang dilakukan Sunan Kalijaga diketahui ayahnya dan diusir agar pindah dari rumah dan tinggal di hutan Jati Sari. Orang-orang sekitar mengenalnya dengan julukan Lokajaya.

perubahan drastis dalam pribadi Sunan Kalijaga terjadi ketika ia merampas tongkat Sunan Bonang yang berdaun emas. Sunan Bonang, menyayan kan sika baiknya yang memberi rakyat jelata_dari hasil tidak  aik. Kemudian Supan Bonang menasihatinya “bagai berwudhu dengan air kencing” tindakannya yang berniat baik tapi dilakukan dengan perbuatan kotor.Sunan Bonang pun menurjukkan kemampuannya mengubah buah aren menjadi emas. Peristiwa ini membuat Sunan Kalijaga menyesali perbuatannya, dan ia mulai belajar dan berusaha keras memperbaiki dirinya menjadÄ° manusia yang dihormati sampai diangkat menjadi salah satu anggota Wali Songo. Nama Kalijaga dikaitkan dengan cerita perjalanannya bersama Syekh Siti Jenar ke beberapa tempat di Jawa untuk membersihkan tempat-tempat angker yang menjadi tempat pemujaan dewa.

Sunan Kalijaga mengawali dakwahnya di wilayah Cirebon, di DeÅŸa Kalijaga untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanukan. Setelah cukup lama berdakwah, Sunan Kalijaga mengasingkan diri untuk beribadah selama tiga bulan di pulau Upih, Malaka. Kemudian melanjutkan kembali dakwahnya menyiarkan Islam di Cirebon. Mula-mula ia menyamar sebagai marbot Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Di masjid inilah ia bertemu Sunan Gunung Jati. Kemudian menikahkannya dengan Siti Zainab, adik dari Sunan Gunung Jati.

Pernikahan Sunan Kalijaga dengan Siti Zainab yang merupakan putri Syekh Datuk Abdul Jalil atau Syekh Siti Jenar, dikaruniai seorang putra bernama Watiswara yang dikenal dengan Sunan Panggung, seorang putri kembarannya bernama Watiswari, dan seorang putri bernama Ratu Champaka. Di antara mereka Sunan Panggung-lah yang melanjutkan dakwahnya kelak.

Dakwah Sunan Kalijaga dalam mengembangkan Islam banyak melalui Pertunjukan wayang sebagai dalang yang populer. la berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain, mulai dari daerah kekuasaan Pajajaran hingga Majapahit. Sebagai imbalan dari warga yang ingin menyaksikan wayang, cukup dengan membaca dua kalimat syahadat dan tidak dipungut biaya. Selain sebagai dalang, Sunan Kalijaga juga merancang pakaian dan merancang alat-alat pertanian.

Makam Sunan Kalijaga terletak di DeÅŸa Kadilangu, berjarak tiga km dari Masjid Agung Demak. Sunan Kalijaga wafat pada tahun 1045 H. Dalam Perjalanan hidupnya, Sunan Kalijaga mengalami empat zaman sekaligus, yaitu Kerajaan Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram. Sunan Kalijaga dianggap sebagai pelindung Kerajaan Mataram dan menjadi penasihat para sultan.

B. Peran Sunan Kalijaga dalam Perkembangan Islam di Indonesia

Dalam mengembangkan Islam di daerah Jawa, Sunan Kalijaga mempunyai peran penting, antara lain sebagai berikut.

1. Menanamkan nilai-nilai Islam melalui seni wayang

Di masa Majapahit, pertunjukan wayang berkaitan dengan kegiatan keagamaan Hindu-Buddha dan menjadi sarana komunikasi yang efektif dengan masyarakat, Oleh karena ituı Sunan Kalijaga berdakwah melalui pendekatan seni dan kearifan lokal. Dalam perkembangannya, Sunan Kalijaga dan anggota Wali   Songo lainnya mereformasi seni pertunjukan wayang berdasarkan aturan yang disepakati bersama, antara lain sebagai berikut, Seni wayang perlu diteruskan dengan perubahan-perubahan sesuai zaman.

  1. Bentuk wayang berupa arca-arca harus diubah.
  2. Mengubah cerita dewa menjadi cerita yang mengandung jiwa Ä°slam.
  3. Cerita wayang berisi keimanan, ibadah, akhlak, dan sopan santun.
  4. Pergelaran wayang diselenggarakan dengan cara yang sopan dan jauh dari maksiat.

Salah satu contoh perubahan cerita yang diterapkan Wali Songo seperti cerita dewa-dewa yang menjadi tokoh sesembahan diubah menjadi susunan silsilah keturunan Nabi Adam A.S. dari jalur Nabi Syits A.S. Begitu juga tokoh-tokoh yang diidolakan dalam ajaran kapitayan, seperti Semar, Petruk, Nala Gareng, dan Bagong dimunculkan sebagai punakawan yang mampu mengalahkan dewa-dewa Hindu. Sunan Kalijaga tampil dengan kepiawaiannya sebagai dalang, berkeliling ke berbagai daerah menjadikan Islam berkembang dan meluas di Indonesia.

2. Mengubah tradisi, budaya, dan kearifan lokal

Melalui pendekatan kesenian dan kebudayaan dalam wayang, tembang-tembang dan akulturasi arsitektur masjid, Sunan Kalijaga mampu mendapatkan simpati dan tempat terbaik di hati masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa proses Islam di Indonesia yang menggabungkan kebudayaan lokal dan Islam sudah berlangsung lama.

Tembang atau puisi tradisional Jawa, telah dijadikan media dakwah oleh Sunan Kalijaga. Ada beberapa tembang yang cukup dikenal masyarakat Jawa seperti Rumeksa ing Wengi dan tembang Iir-ilir yang memuat ajaran spiritual.

Seiring berdirinya Kerajaan Demak pada tahun 1479 M, dalam pembangunan Masjid Agung Demak melibatkan para Wali Songo. Sunan Kalijaga adalah tokoh yang ikut terlibat langsung dalam pembangunan Masjid Agung Demak. Arsitektur Masjid Demak yang berupa atap tumpang berbentuk limas dan bersusun tiga merupakan akulturasi antara arsitektur Islam dan Hindu-Buddha. Akulturasi tersebut sebagai kearifan lokal dalam mempertahankan kebudayaan Indonesia.

C. Sikap Positif dalam Pribadi Sunan Kalijaga

Dalam usaha menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia, Sunan Kalijaga patut menjadi teladan dalam sikap positif yang ditunjukkan, antara lain sebagai berikut.

  • Tekun, istiqamah, dan toleran

Usia yang panjang bagi Sunan Kalijaga memberikan waktu luang baginya untuk mengabdikan diri sebagai penyebar Ä°slam. Penyebaran Islam yang cukup meluas di tangan Sunan Kalijaga dikarenakan ketekunannya berkeliling untuk berdakwah dari satu daerah ke daerah lainnya dengan Pendekatan seni budaya. Kebijaksanaannya menyampaikan ajaran Islam dengan cara ÅŸantun dan toleran tanpa paksaan sehingga mudah diterima Oleh masyarakat dan kedatangannya menjadi dalang di beberapa daerah tanpa mengharap upah. Bagi Sunan Kalijaga, ucapan dua kalimat syahadat dari penonton wayang merupakan upah yang tak ternilai harganya. Karena dua kalimat syahadat adalah langkah pertama seseorang memeluk agama Ä°slam.

  • Pendakwah yang memiliki ide yang kreatif

Berbagai cara yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam sungguh sangat memberikan kontribusi terhadap Islam di Indonesia, salah satunya beliau mengubah isi cerita wayang ke dalam cerita yang berkaitan dengan Islam. Sosoknya yang menjadi dalang atas perubahan wayang dengan menuangkan ide-ide guna pengembangan Islam, patut menjadi contoh bagi muslim Indonesia untuk terus berinovasi demi kemajuan umat manusia.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

JAGO - Saifullah (1060-2675-3868)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS